SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SD NEGERI 4 CIRAHAB KORWILCAM DINDIK LUMBIR KAB. BANYUMAS

10 Contoh Geguritan Bahasa Jawa tentang Alam

10 Contoh Geguritan Bahasa Jawa tentang Alam

Sdn4cirahab.sch.id - Bahasa Jawa memiliki kekayaan sastra yang sangat dalam, salah satunya adalah geguritan, yang merupakan puisi tradisional dalam bahasa Jawa. Geguritan seringkali mengandung nilai-nilai filosofis dan estetik yang mendalam, dengan alam sebagai tema yang tak pernah habis untuk dieksplorasi. Alam dalam geguritan sering dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, sebagai tempat hidup, sebagai sumber inspirasi, dan juga sebagai sarana untuk merenung. Dalam geguritan, alam tidak hanya menjadi latar belakang, tetapi juga berperan sebagai tokoh yang berbicara dan memberikan makna mendalam.

Melalui geguritan, penggambaran alam bisa sangat indah dan puitis, menggambarkan segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, mulai dari keindahan pemandangan, suara alam, hingga interaksi manusia dengan alam. Berikut ini adalah 10 contoh geguritan bahasa Jawa yang menggambarkan alam dengan indah dan penuh makna.

1. Geguritan “Sawah Subur”

Sawah subur ngajari sabar,
Kanggo lelaraing wong sing mantep,
Tegese urip butuh usaha,
Tansah ngelingi alam sing wis dadi kawruh.

Banyu mili sithik-sithik,
Dawa mung munggah gunung,
Sawah sing mekar asri iki,
Ngetokake wohing kasil sing akeh.

Dalam geguritan ini, penggambaran sawah yang subur menggambarkan kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan kesabaran. Alam, melalui sawah yang subur, mengajarkan bahwa kehidupan tidak selalu mudah, tetapi dengan kerja keras dan usaha, segala sesuatu bisa berkembang dengan baik. Alam juga menjadi sumber kehidupan yang memberi hasil yang melimpah, sebagai penghargaan bagi mereka yang bekerja keras.

2. Geguritan “Gunung dan Laut”

Gunung iki ngadeg menegak,
Lautan gedhe, ora bisa diitung,
Kadang ngetokne ombak sing gedhe,
Kadang tenang kaya atiku.

Gunung lan laut padha ngomong,
Yen gesang iku ora kabeh gampang,
Sing penting nahan rasa sabar,
Kabeh bakal ketemu karo kasil sing apik.

Geguritan ini mengaitkan gunung dan laut sebagai simbol tantangan dan ketenangan dalam hidup. Gunung yang kokoh dan laut yang luas menggambarkan perbedaan dalam kehidupan, tetapi keduanya saling melengkapi dan memberikan pelajaran yang penting: bahwa kehidupan membutuhkan kesabaran dalam menghadapi segala rintangan.

3. Geguritan “Pohon Tua”

Pohon tua nandhang godha,
Tuwuh ing bumi sing ora bakal mudhun,
Sapa sing ngurmati, bakal tresna,
Kaya lempung dadi wujud anyar.

Geguritan ini menggambarkan pohon tua yang menjadi simbol kekuatan dan keteguhan. Alam mengajarkan kita bahwa meskipun usia dan waktu terus berjalan, mereka yang mampu menjaga dan menghormati alam akan mendapatkan kasih sayang dan kebahagiaan, seperti pohon yang tetap berdiri kokoh dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.

4. Geguritan “Matahari Pagi”

Matahari surup ing wetan,
Nyawiji karo suwara manuk,
Sinar emas ngetokake cahya,
Hangatke ati sing adhem.

Matahari iku juru sinar,
Menehake semangat anyar,
Gugup sing ilang, kasil anyar,
Mangun ati lan pikiran sing seger.

Geguritan ini menggambarkan keindahan pagi hari ketika matahari terbit. Cahaya matahari yang hangat memberi semangat baru dan menghilangkan kegelisahan hati. Alam memberikan kekuatan dan energi baru setiap harinya, yang dapat dimanfaatkan untuk memulai hari dengan penuh harapan dan optimisme.

5. Geguritan “Angin Pagi”

Angin pagi nglirwakake jiwaku,
Dhewekan datang saka gunung,
Ngetokne rasa nyaman lan seger,
Mbangkitne rasa tresna marang alam.

Sapu tangan sing nyampekake hawa,
Kembange melati ngetokke angin,
Alam ngandhutake kabungahan,
Rasa adem, suci lan bebas.

Geguritan ini menggambarkan angin pagi yang membawa kesegaran dan ketenangan bagi jiwa. Alam dengan angin dan bunga melati yang mekar memberi kedamaian dan kebebasan, menggambarkan bagaimana alam dapat menjadi tempat untuk menemukan ketenangan batin.

6. Geguritan “Kembang Desa”

Kembang desa mekar ing tepi,
Nyawang ora lemes, nanging ayu,
Menyebar wangi sing legi,
Mbangun desa dadi resik lan becik.

Kembang sing ora kudu dikuwatake,
Alam iki wis ngremboke dhewe,
Kembang dadi sumber kabungahan,
Sing maringi rasa syukur lan pasrah.

Geguritan ini menggambarkan keindahan bunga desa yang mekar di alam terbuka. Alam memberi rasa syukur dan kebahagiaan dalam bentuk keindahan alam yang bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa harus memaksakan diri. Alam mengajarkan kita untuk menerima dan bersyukur atas segala yang ada.

7. Geguritan “Banyu Seger”

Banyu segar mili saka kali,
Adhem lan resik kaya ati,
Saka bukit ngadek sing duwur,
Mbangkitake semangat kang wutuh.

Wenehi rasa seger lan asri,
Kaya urip sing ora ana enteke,
Banyu iku simbol urip anyar,
Menyegarkan ati sing kelam lan lara.

Dalam geguritan ini, air yang mengalir dari sungai menjadi simbol kehidupan yang segar dan murni. Air yang jernih menggambarkan kesegaran dan kebahagiaan, serta kekuatan alam yang memberikan kehidupan yang penuh harapan dan semangat.

8. Geguritan “Langit Biru”

Langit biru sumunar ing awan,
Gumebyar karo cahya abang,
Kaya elmu sing cetha tumata,
Mbangkitake ati supaya semangat.

Langit iku tanpa alangan,
Lemah sing luhur, njaga kita kabeh,
Gumantung ing bintang sing padhang,
Menehi arah kanggo tujuan sing lurus.

Geguritan ini menggambarkan keindahan langit biru yang cerah dan membangkitkan semangat. Alam dengan langitnya yang luas memberi kebebasan dan arah bagi hidup kita, mengingatkan kita untuk tetap optimis dan berusaha mencapai tujuan dengan penuh keyakinan.

9. Geguritan “Sawah Tumbuh”

Sawah tumbuh subur, mbentuk gapura,
Tanah subur karo pari sing akeh,
Kabeh sing tanem, kabeh sing siram,
Dadi hasil, dadi rejeki kanggo kabeh.

Alam ngasih rahmat kang adil,
Masyarakat padha syukur, padha waras,
Sawah iku ora mung landasan,
Miturutkan seduluran lan kesejahteraan.

Geguritan ini menggambarkan sawah yang tumbuh subur sebagai simbol keberhasilan dan kesejahteraan. Alam memberi hasil yang melimpah bagi mereka yang merawatnya dengan baik, dan ini menjadi sumber rejeki bagi banyak orang.

10. Geguritan “Hujan Rembulan”

Hujan rembulan ngucapake swara,
Gugur ing bumi kaya kembang,
Alam ketemune rasa peduli,
Mbangkitake semangat saka lara.

Menyegarkan bumi sing ngademake,
Ngringkesake ati sing kesepian,
Hujan iku nandhakake urip,
Dadi cara kanggo segerake ati.

Geguritan ini menggambarkan hujan yang turun lembut, dengan rembulan yang menyertai malam. Hujan menjadi simbol penyegaran dan pembersihan hati, memberikan kedamaian bagi mereka yang merasa kesepian atau terluka.

10 contoh geguritan di atas menggambarkan bagaimana alam menjadi sumber inspirasi dalam sastra Jawa. Alam tidak hanya dilihat sebagai latar belakang atau objek fisik, melainkan juga sebagai bagian dari kehidupan yang memberi pelajaran, harapan, dan kekuatan bagi setiap individu. Geguritan bahasa Jawa tentang alam memberikan pengajaran yang mendalam tentang nilai-nilai kehidupan, serta menyatukan manusia dengan alam sebagai bagian dari keseimbangan hidup. Melalui ungkapan-ungkapan puitis ini, kita bisa merasakan bagaimana alam tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga penuh dengan makna yang dapat menginspirasi kita dalam menjalani kehidupan.

0 Komentar