11 Puisi Tentang Pancasila Sila Ke-4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sdn4cirahab.sch.id - Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan panduan hidup yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang harus dijaga dan diterapkan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Salah satu sila yang penting dan menjadi landasan dalam bernegara adalah sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Sila ini menegaskan pentingnya musyawarah untuk mencapai mufakat dalam proses pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tanpa ada pihak yang terpinggirkan.

Sila keempat ini menjadi dasar bagi terciptanya demokrasi yang berjalan dengan bijaksana, di mana keputusan yang diambil selalu mempertimbangkan kepentingan bersama dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Dalam artikel ini, kami akan menyajikan 13 puisi yang menggambarkan esensi sila keempat Pancasila, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai demokrasi yang diusung dalam sila tersebut. Puisi-puisi ini menggambarkan kerakyatan, kebijaksanaan, dan permusyawaratan yang menjadi fondasi negara Indonesia.
Puisi 1: Musyawarah untuk Mufakat
Musyawarah adalah jalan terbaik,
Di mana suara rakyat didengar bersama,
Dengan bijaksana kita mencari jalan,
Untuk mencapai keputusan yang penuh hikmah.
Kerakyatan yang dipimpin dengan hati,
Menghadirkan keadilan untuk semua,
Melalui mufakat kita wujudkan kedamaian,
Dengan kebijaksanaan yang membawa kebaikan.
Puisi 2: Keputusan yang Bijaksana
Keputusan yang diambil dengan bijak,
Adalah keputusan yang mengedepankan kepentingan bersama,
Kerakyatan harus dipimpin dengan penuh hikmah,
Agar setiap langkah membawa kemajuan yang nyata.
Keputusan yang bijaksana adalah hasil musyawarah,
Di mana setiap suara dihargai dengan setara,
Dengan penuh pertimbangan kita bergerak,
Menjaga keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
Puisi 3: Kekuatan Musyawarah
Musyawarah adalah kekuatan kita,
Di sana setiap pendapat dihargai,
Dengan kepala dingin, kita berbicara,
Menemukan solusi terbaik untuk semua.
Kerakyatan yang adil adalah harapan,
Dengan kebijaksanaan yang menyatukan,
Kita bersama-sama berjuang dan berusaha,
Mewujudkan negara yang damai dan makmur.
Puisi 4: Suara Rakyat yang Didengar
Setiap suara rakyat sangat berarti,
Tak ada yang bisa diabaikan,
Dalam permusyawaratan yang jujur dan adil,
Semua memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara.
Dengan hikmat kita mendengarkan,
Menimbang setiap perkataan dengan seksama,
Kepentingan bersama menjadi prioritas utama,
Karena hanya dengan itulah kita bisa maju bersama.
Puisi 5: Pemimpin yang Bijaksana
Pemimpin yang bijaksana adalah dambaan,
Yang mampu mendengarkan dan memahami,
Setiap keputusan dibuat dengan hati,
Membawa kemaslahatan bagi seluruh rakyat.
Dengan kebijaksanaan yang penuh kasih,
Pemimpin memimpin dengan penuh rasa tanggung jawab,
Menjaga setiap langkah agar tidak menyakiti,
Menjaga kedamaian dan kebersamaan bangsa.
Puisi 6: Kerakyatan yang Sejati
Kerakyatan adalah hak setiap warga negara,
Di mana suara setiap orang dihargai,
Dengan keadilan, kebebasan berbicara,
Demokrasi tumbuh dengan semangat yang mulia.
Setiap keputusan harus berdasarkan musyawarah,
Karena kerakyatan yang sejati adalah kebersamaan,
Di mana setiap individu memiliki tempat,
Dan keputusan dibuat dengan kebijaksanaan bersama.
Puisi 7: Mufakat yang Terbentuk
Dalam musyawarah terbentuk mufakat,
Keputusan yang adil dan bijaksana,
Kita mencari jalan yang terbaik untuk semua,
Dengan semangat kebersamaan yang selalu ada.
Mufakat adalah kunci kedamaian,
Yang membawa kemajuan bagi negara,
Dengan kebijaksanaan yang dipimpin oleh rakyat,
Indonesia maju, adil, dan makmur.
Puisi 8: Satu Suara, Satu Tujuan
Bersama kita tegakkan satu suara,
Setiap individu membawa harapan,
Dengan satu tujuan yang luhur dan mulia,
Untuk masa depan yang penuh kedamaian.
Kerakyatan yang dipimpin dengan bijak,
Menciptakan kesatuan dalam perbedaan,
Musyawarah membawa kita pada tujuan,
Mewujudkan keadilan dan kebahagiaan bersama.
Puisi 9: Hikmat dalam Permusyawaratan
Dalam permusyawaratan terdapat hikmat,
Keputusan yang bijak datang dari hati,
Dengan pikiran yang jernih dan terbuka,
Kita menyatukan hati untuk kemajuan negeri.
Setiap masalah bisa diselesaikan dengan bijaksana,
Dengan musyawarah yang penuh rasa hormat,
Kita mencari solusi yang terbaik,
Tanpa ada pihak yang merasa tertinggal.
Puisi 10: Demokrasi yang Sejati
Demokrasi adalah hak semua rakyat,
Di mana setiap suara dihargai dan dihormati,
Dengan musyawarah yang jujur dan terbuka,
Kita menggapai keadilan yang sejati.
Hikmat dan kebijaksanaan dalam setiap keputusan,
Menjadi dasar bagi negara yang adil,
Kerakyatan yang dipimpin oleh musyawarah,
Mewujudkan Indonesia yang lebih damai dan sejahtera.
Puisi 11: Harapan untuk Masa Depan
Dengan musyawarah kita bangun harapan,
Di mana setiap suara membentuk arah,
Dengan kebijaksanaan kita menuju masa depan,
Mewujudkan negara yang makmur dan adil bagi semua.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat,
Menjadi pilar bagi negeri yang kuat,
Dengan penuh rasa tanggung jawab,
Kita bersama-sama membangun Indonesia yang gemilang.
Sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mengajarkan kita untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang adil, bijaksana, dan berbasis pada kepentingan bersama. Melalui puisi-puisi ini, kita dapat menggali makna mendalam dari sila keempat yang mengajak kita untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan dalam mengambil keputusan yang membawa kemaslahatan bagi seluruh rakyat. Dengan musyawarah yang dilandasi oleh kebijaksanaan, kita dapat menciptakan negara yang adil dan sejahtera. Semoga sila ini terus menjadi pedoman hidup yang kuat bagi bangsa Indonesia dalam membangun masa depan yang lebih baik.
0 Komentar