SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SD NEGERI 4 CIRAHAB KORWILCAM DINDIK LUMBIR KAB. BANYUMAS

Dongeng Fabel Anak: Si Burung Merpati

Dongeng Fabel Anak: Si Burung Merpati

Sdn4cirahab.sch.id - Di sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung, hidup banyak makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Desa itu dikenal dengan suasananya yang damai, penuh dengan kebun hijau dan ladang yang subur. Namun, di balik kedamaian tersebut, ada satu masalah yang seringkali muncul di antara penduduk desa: kurangnya rasa saling percaya. Mereka hidup berdampingan, tetapi jarang saling membantu, dan kebanyakan dari mereka lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama.

Sumber Gambar: Canva

Di tengah-tengah desa tersebut, terdapat sebuah pohon besar yang berdiri kokoh di pusat desa. Pohon ini adalah simbol kehidupan bagi penduduk desa, tempat mereka berkumpul untuk berbicara, berbagi cerita, dan mencari ketenangan. Namun, di atas pohon ini, ada satu makhluk kecil yang selalu hadir, seorang burung merpati bernama Nia.

Nia adalah burung merpati yang bijaksana dan penuh kasih. Ia bukanlah burung merpati biasa—Nia memiliki kemampuan luar biasa untuk merasakan perasaan orang lain dan memahami keinginan serta kebutuhan mereka. Dengan sayapnya yang putih bersih, Nia selalu terbang dari satu tempat ke tempat lain, membawa pesan damai dan harapan bagi mereka yang membutuhkan.

Meskipun ia adalah burung yang kecil, Nia memiliki pengaruh yang besar di desa. Setiap kali penduduk desa merasa cemas, bingung, atau kesulitan, mereka tahu bahwa mereka bisa mencari Nia. Burung merpati ini selalu hadir untuk mendengarkan keluh kesah mereka dan memberikan nasihat yang bijaksana.

Namun, meskipun Nia sangat dihormati, banyak orang yang merasa heran dengan kebiasaan Nia yang selalu berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan. Mereka tidak memahami mengapa Nia selalu memberikan bantuan tanpa meminta apa pun sebagai balasan. Mereka bertanya-tanya, apakah kebaikan seperti itu benar-benar bisa ada di dunia yang penuh dengan ketidakpercayaan dan kesulitan seperti ini?

Suatu Hari yang Berubah

Pada suatu pagi yang cerah, datanglah sebuah kejadian yang membuat seluruh desa terperangah. Seorang pedagang kaya yang tinggal di pinggiran desa, seorang lelaki tua bernama Pak Rahmat, mengumumkan bahwa ia akan menjual seluruh tanah dan properti miliknya dan meninggalkan desa tersebut. Pak Rahmat adalah seorang pria yang keras kepala dan jarang berbicara dengan orang lain. Ia dikenal sebagai orang yang kikir dan tidak pernah berbagi dengan siapapun, kecuali untuk keuntungan pribadi.

Pak Rahmat mengumumkan bahwa ia akan menjual tanahnya dengan harga yang sangat tinggi, dan siapapun yang bisa membayar harga tersebut dapat membeli sebagian besar tanah di pinggiran desa. Penduduk desa yang biasa hidup dengan sederhana terkejut dan bingung. Tidak ada yang mampu membeli tanah tersebut, tetapi mereka juga tidak ingin melihat desa mereka berubah menjadi kota yang penuh dengan gedung-gedung besar dan properti komersial.

Mendengar hal ini, Nia, burung merpati yang bijaksana, merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk mengajarkan penduduk desa sebuah pelajaran penting tentang kebaikan dan kepercayaan. Ia terbang ke atas pohon besar di pusat desa dan memanggil seluruh penduduk desa untuk berkumpul.

"Saudaraku," kata Nia dengan suara lembut namun penuh keyakinan, "ketika kalian mendengar pengumuman ini, kalian mungkin merasa cemas. Kalian mungkin merasa tidak punya harapan untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan desa kita. Tetapi ingatlah, jika kita saling percaya dan membantu satu sama lain, tidak ada yang mustahil."

Penduduk desa terdiam, mendengarkan kata-kata Nia dengan penuh perhatian.

"Apa yang terjadi sekarang adalah ujian bagi kita semua," lanjut Nia. "Pak Rahmat memang menawarkan tanahnya dengan harga tinggi, tetapi apakah uang dan properti lebih penting daripada kepercayaan dan rasa saling membantu di antara kita? Apakah kalian rela melihat desa ini berubah hanya demi keuntungan pribadi?"

Membangun Kepercayaan Bersama

Setelah mendengar kata-kata Nia, beberapa penduduk desa mulai merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa membiarkan kekayaan dan keserakahan menghancurkan kedamaian yang telah mereka nikmati selama bertahun-tahun.

Seorang pemuda bernama Arif, yang dikenal sebagai pemuda yang penuh semangat dan baik hati, mulai berbicara. "Nia benar," katanya. "Kita tidak bisa membiarkan keserakahan menghancurkan apa yang telah kita bangun bersama. Mari kita bersama-sama mencari cara untuk mengumpulkan dana agar kita bisa membeli tanah tersebut dan menjaganya agar tetap menjadi milik desa."

Penduduk desa mulai berdiskusi dan merencanakan. Mereka mengumpulkan sedikit demi sedikit harta yang mereka miliki. Petani menawarkan sebagian dari hasil ladangnya, tukang kayu menawarkan beberapa barang yang bisa dijual, dan para ibu rumah tangga menawarkan makanan untuk dijual agar uangnya bisa dikumpulkan.

Selama berminggu-minggu, mereka bekerja sama, saling percaya satu sama lain, dan membantu satu sama lain. Mereka merasa bahwa mereka memiliki tujuan bersama yang lebih besar dari sekadar kepentingan pribadi. Meskipun mereka tidak memiliki banyak uang, mereka percaya bahwa dengan usaha dan kerja keras, mereka bisa mencapainya.

Pada akhirnya, dengan usaha bersama, penduduk desa berhasil mengumpulkan jumlah uang yang cukup untuk membeli sebagian tanah milik Pak Rahmat. Dengan bantuan Nia, mereka meyakinkan Pak Rahmat bahwa desa mereka akan tetap berkembang, tetapi dengan cara yang jauh lebih baik, dengan mengutamakan kedamaian, kepercayaan, dan kerja sama.

Pak Rahmat, meskipun awalnya enggan, akhirnya setuju untuk menjual tanahnya kepada penduduk desa. Ia melihat bahwa meskipun ia tidak memperoleh keuntungan besar seperti yang ia harapkan, ia telah menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik di desa itu.

Kebaikan yang Membawa Perubahan

Setelah tanah tersebut berhasil dibeli, desa kembali menjadi tempat yang damai dan harmonis. Penduduk desa membangun kebun dan ladang yang lebih baik, membangun sekolah untuk anak-anak mereka, dan membangun sebuah rumah pertemuan di pusat desa untuk berbagi cerita dan pengalaman.

Nia, burung merpati bijaksana, terbang keliling desa, menyaksikan betapa indahnya kedamaian yang telah mereka capai. Ia tahu bahwa meskipun ini bukan akhir dari perjuangan, ini adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih baik. Ia telah mengajari penduduk desa bahwa kebaikan, kepercayaan, dan kerja sama adalah fondasi yang akan selalu membawa mereka ke jalan yang benar.

Pesan Moral

Dari kisah Nia, si burung merpati bijaksana, kita dapat belajar bahwa kebaikan dan kepercayaan adalah dua hal yang sangat penting dalam membangun kehidupan yang damai dan harmonis. Di dunia yang penuh dengan godaan untuk mengejar keuntungan pribadi, sering kali kita lupa bahwa hubungan yang sehat dan saling membantu jauh lebih berharga daripada kekayaan materi. Nia mengajarkan kita bahwa jika kita saling percaya dan bekerja sama, kita bisa mencapai lebih banyak hal daripada yang kita bayangkan.

Kebaikan yang tulus, meskipun kadang terlihat sepele, memiliki kekuatan untuk mengubah dunia di sekitar kita. Kepercayaan yang dibangun dengan tulus akan selalu menjadi kekuatan yang dapat mengatasi ketidakpastian dan kesulitan hidup. Seperti yang diajarkan Nia kepada penduduk desa, dengan saling membantu dan bekerja sama, kita bisa menciptakan kedamaian dan kebahagiaan yang lebih besar, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

0 Komentar